sastra menjadi bagian dari istilah kesusastraan yang bermula dari istilah dalam bahasa sansekerta yakni susastra. “su” berarti bagus atau indah, sedangkan “sastra” mewakili buku, tulisan atau huruf. Berdasarkan susunan kata tersebut, sastra bisa dimaknai sebagai tulisan atau teks yang bagus dan indah.(https://blogkulo.com/)
Setiap manusia memiliki sisi kreatifitasnya masing-masing dengan hasil keterampilan dan rasa keindahan yang sering disebut sebagai sebuah karya seni. Pengertian seni diartikan sebagai sebuah karya pengungkapan rasa keindahan yang menyajikan beberapa bentuk kreatifitas.(https://www.romadecade.org/)
Dengan pembatasan yang ugal-ugalan — “sastra adalah semua bentuk ekspresi dengan bahasa sebagai basisnya” — wilayah sastra jadi merebak, merengkuh daerah yang sangat luas. Ke dalamnya sudah tercakup sastra lisan maupun tulisan.
Prosa, puisi, lakon, skenario, skripsi, risalah ilmiah, esei, kolom, berita, surat, proposal, catatan harian, laporan, pandangan mata, pidato, ceramah, transkripsi percakapan, wawancara, iklam, propaganda, doa dan sebagainya semuanya jadi termasuk sastra, karena mempergunakan bahasa.
Semua sektor kehidupan, seluruh aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri dari bahasa. Bahkan olahraga yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas raga, tetap saja membutuhkan bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan dirinya. Dengan cakupan yang begitu dahsyat, sastra tidak mungkin tidak berguna. Demikianlah mahasiswa yang sedang menekuni berbagai jurusan, akan selalu, suka tak suka berhubungan dengan sastra.(https://putuwijaya.wordpress.com/)
Hubungan ilmu budaya dasar dengan kesusastraan karena mengandung unsur-unsur bahasa. Ada beberapa alasan mengapa ilmu budaya dasar sangat penting hubungannya dalam hal kesuastraan :
- sastra merupakan bahasa yang mempunyai kemampuan yang menampung kegiatan manusia
- Sastra juga lebih mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.(https://noviauligurning.wordpress.com/)
Jenis-Jenis Prosa
A. Prosa Lama
1. Hikayat
2. Sejarah (Tambo)
3. Kisah
4. Dongeng
A. Prosa Lama
1. Hikayat
2. Sejarah (Tambo)
3. Kisah
4. Dongeng
- Mitos (myth), dongeng yang menceritakan kisah-kisah gaib. Contoh; Ratu Pantai Selatan, Batu Menangis, dan lain-lain.
- Legenda, dongeng yang menceritakan tentang asal-usul terjadinya suatu peristiwa atau tempat. Contoh; Legenda Danau Toba, Legenda Tangkuban Perahu, dan lainnya.
- Fabel, dongeng yang tokoh di dalam adalah binatang. Contoh; Si Kancil dan Buaya, dan lain-lain.
- Sage, dongeng yang menceritakan tentang kisah kepahlawanan, kesaktian, atau keberanian seorang tokoh. Contoh; Patih Gadjah Mada, Calon Arang, Ciung Winara, dan lainnya.
- Jenaka atau Pandir, dongeng yang menceritakan tentang perilaku orang bodoh, malas, cerdik, dimana penyampaiannya dengan humor. Contoh; Lebai Malang, Pak Belalang, dan lainnya.
B. Prosa Baru
1. Novel
2. Cerpen
3. Roman
4. Riwayat
5. Kritik
6. Resensi
7. Esai
MACAM - MACAM KARYA SASTRA
1. Drama
2. Cerita Rakyat
3. Karangan Prosa (karangan bebas)
4. Karangan Puisi (Karangan Terikat) (http://asagenerasiku.blogspot.com/)
- Kreativitas penyair dalam membangun puisinya
1.Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.3.Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan sehingga lebih menggugah hati.
- Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam Ilmu Budaya Dasar adalah :
a. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
b. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.c. Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi Bapak BJ Habibie untuk istrinya Ibu Ainuu
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya …
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu …
Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada …
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang …
Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik …
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya …
Cahaya mataku, penyejuk jiwaku …
Calon bidadari surgaku …
x
Secara umum prosa dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru. Mengacu pada pengertian prosa, adapun jenis-jenis prosa adalah sebagai berikut:
Prosa lama adalah jenis prosa yang tidak atau belum dipengaruhi oleh kebudayaan luar dan biasanya disajikan secara lisan. Beberapa yang termasuk dalam prosa lama adalah:
Bentuk prosa lama yang sifatnya fiktif yang mengisahkan tentang kehidupan peri, dewi, pangeran, puteri, dan raja-raja yang mempunyai kekuatan gaib.
Contoh; Hikayat Hang Jebat, Hikayat Raja Bijak
Bentuk prosa lama yang menceritakan peristiwa sejarah dan sesuai fakta. Di dalamnya juga terdapat silsilah raja-raja.
Contoh; Sejarah Melayu oleh Tun Sri Lanang (1612).
Bentuk prosa lama yang menceritakan mengenai perjalanan, pengalaman, atau petualangan seseorang di jaman dahulu.
Contoh; Kisah Raja Abdullah Menuju Kota Mekkah.
Bentuk prosa lama yang berisi cerita khayalan masyarakat di jaman dahulu. Dongeng memiliki beberapa bentuk, yaitu;
Bentuk prosa lama dimana cerita di dalamnya terdapat cerita lagi yang disampaikan oleh tokoh di dalamnya.
Contoh; Cerita Berbingkai Seribu Satu Malam.
Prosa baru adalah jenis prosa yang telah mengalami perubahan akibat pengaruh kebudayaan barat. Beberapa yang termasuk dalam prosa baru adalah:
Bentuk prosa baru yang di dalamnya terdapat cerita yang panjang mengenai kehidupan tokoh di dalamnya, dan bersifat fiktif atau non-fiktif.
Contoh; Novel Laskar Pelangi, Ave Maria dan lainnya.
Bentuk prosa baru yang di dalamnya terdapat kisah tokoh utamanya, konflik serta penyelesaiannya yang ditulis secara ringkas dan padat.
Contoh; Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta, Robohnya Surau Kami oleh A. A. Navis.
Bentuk prosa baru yang di dalamnya terdapat kisah hidup seseorang secara menyeluruh, mulai dari lahir hingga meninggal.
Contoh; Layar Terkembang oleh Sultan Takdir Ali Syahbana.
Jenis prosa baru berupa tulisan yang menceritakan mengenai kisah hidup seseorang yang menginspirasi.
Jenis prosa baru berupa tulisan dimana isinya merupakan tulisan yang memberi alasan atau menilai hasil kerja orang lain.
Jenis prosa baru berupa tulisan yang berisi rangkuman atau ulasan suatu karya (buku, seni, film, musik, dan lainnya). Di dalam resensi berisi pendapat dari sudut pandang penulis mengenai kelebihan dan kekurangan suatu karya.
Bentuk tulisan yang isinya adalah opini atau sudut pandang pribadi mengenai suatu hal yang menjadi topik utama di dalam tulisan tersebut.(https://www.maxmanroe.com/)
Prosa fiksi adalah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan/ imajinasi pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/ imajinatif. Jadi pengertian prosa fiksi yaitu cerita atau kisah yang diemban tokoh-tokoh tertentu dengan pemeran latar serta rangkaian dan tahapan cerita tertentu yang bertolak dari hasil khayalan atau imajinasi pengarangnya sehingga bisa menjalin sebuah cerita.(https://www.temukanpengertian.com/)
nilai-nilai dalam prosa fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh daei membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing , yang belm dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dam merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-henti dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sehari.(https://yanuirdianto.wordpress.com/)
Jumat sore aku tidak pergi mengaji. Ditanganku ada sebuah layang-layang buatanku yang terbagus, dengan benang gelasan. Udara meruah menerbangkan layang-layangku. Dari kampung lain menyembul pula layang-layang. Layang-layangku terputus. Kawa-kawan bersorak dan lari mengejar. Itu layang-layang terbagusku, aku berdiri saja memandangnya. Tiba-tiba pundakku terasa dipegang. Aku terkejut. Seorang laki-laki tua degan rambut putih dan piyama. Dia tersenyum kepadaku.
“Jangan sedih, Cucu,” katanya. Suara itu serak dan berat. Langsung darahku tersirap. Aku teringat rumah tua berpagar tembok tinggi. Mataku melayang kepadanya. Di tangannya ada setangkai bunga berwarna ungu. Tubuhku menjadi dingin.
“Jangan sedih, Cucu. Hidup adalah permainan layang-layang. setiap orang suka hidup. Tidak seorang pun lebih suka mati. Layang-layang bisa putus. Engkau bisa sedih. Engkau bisa sengsara. Tetapi, engkau akan terus memainkan layang-layang. Tetapi, engkau akan terus mengharap hidup. Katakanlah, hidup itu permainan. Tersenyumlah, Cucu.”
Dia menjangkau tangan kananku. Membungkuk. Dan, tanganku dicium. Aku tidak berdaya. Bunga itu dipindahkannya ke tanganku. Aku menggenggamnya. Seolah dalam mimpiDia menarik tanganku. dan, aku mengikutinya. Di tangan kananku setangkai bunga. Ketika aku sempat menyadari, kulihat pintu pagar rumah tua itu. Pasti dialah kakek itu! Ya Allah! Aku menjerit sekerasnya. Teriakan itu tersumbat di kerongkongan. Aku meronta. Dia memegangku lebih keras. Tertawa terkekeh. Aku meronta, dan tertawanya serak alangkah kerasnya.
Ibu membawaku pulang. Aku tidak begitu sadar, tiba-tiba Ibu sudah menuntun aku. Di rumah, kulihat Ayah membaca di kursi. Aku merasa tenang. Aku merasa malu.
“Untuk apa teriak-teriak, heh?” kata Ayah menyambut.
Ayah mengamati aku dari atas ke bawah. Dia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya:
“Untuk apa bunga ini, heh?”
Aku tidak tahu karena apa, telah mencintai bunga di tanganku ini.
Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bongkah otot tangan Ayah menggenggam bunga kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
“Laki-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi, engkau laki-laki.”
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku mebungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar. Tangkai bunga itu patah-patah. Selembar daun bunganya luka. Aku menciumnya, lama, lama sekali.(https://dosenbahasa.com/)
1.Figura bahasa (figurative language) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehinggga puisi menjadi segar, hidup menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
a. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Contoh Puisi :
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim …
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu …
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti …
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat …
Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi …
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang …
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang …
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini …
Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderungankuadalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini …
Selamat jalan …
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada …
Selamat jalan sayang …
Selamat jalan …
#Cinta yang tumbuh karena iman, amal soleh dan akhlak yang mulia, akan senantiasa bersemi, tak lekang karena sinar matahari dan tak luntur karena hujan dan tak akan putus karena walaupun ajal menjemput…
0 komentar:
Post a Comment